Thursday, November 6, 2014

50 Pemimpin Islam

Senarai 50 Pemimpin Islam Paling Berpengaruh di Dunia ini dipetik dari buku “The 500 Most Influential Muslims In The World” yang diterbitkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center. Turut tersenarai dalam buku tersebut ialah Tuan Guru Dato’ Nik Aziz Nik Mat di tempat ke-42. Berikut adalah senarai nama-nama Pemimpin Islam Paling Berpengaruh di dunia:
Dan cuba korg lihat tempat ke 24 siapa.
The top 50
1.His Majesty King Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud, King of SaudiArabia, Custodian of the Two Holy Mosques
2.His Eminence Grand Ayatollah Hajj Sayyid Ali Khamenei,Supreme Leader of the Islamic Republic of Iran
3.His Majesty King Mohammed VI, King of Morocco
4.His Majesty King Abdullah II bin Al Hussein, King of the Hashemite Kingdom of Jordan
5.His Excellency Recep Tayyip Erdogan, Prime Minister of the Republic of Turkey
6.His Majesty Sultan Qaboos bin Sa’id al Sa’id, Sultan of Oman
7.His Eminence Grand Ayatollah Sayyid Ali Hussein Sistani, Marja of the Hawza, Najaf
8.His Eminence Sheikh Al Azhar Dr Muhammad Sayyid Tantawi
Grand Sheikh of the Al Azhar University, Grand Imam of Al Azhar Mosque
9.Sheikh Dr Yusuf Qaradawi, Head of the International Union of Muslim Scholars
10.His Eminence Sheikh Dr Ali Goma’a, Grand Mufti of the Arab Republic of Egypt
11.His Eminence Sheikh Abdul Aziz Ibn Abdullah Aal al Sheikh, Grand Mufti of the Kingdom of Saudi Arabia
12.Mohammad Mahdi Akef, Supreme Guide of the Muslim Brotherhood
13.Hodjaefendi Fethullah Güllen, Turkish Muslim Preacher
14.Amr Khaled, Preacher and Social Activist
15.Hajji Mohammed Abd al Wahhab, Ameer of the Tablighi Jamaat,Pakistan
16.His Royal Eminence Amirul Mu’minin Sheikh as Sultan Muhammadu Sa’adu Abubakar III, Sultan of Sokoto
17.Seyyed Hasan Nasrallah, Secretary General of Hezbollah
18.Dr KH Achmad Hasyim Muzadi, Chairman of Nahdlatul Ulama Indonesia
19.Sheikh Salman al Ouda, Saudi Scholar and Educator
20.His Highness Shah Karim al Hussayni, The Aga Khan IV, 49th Imam of the Ismaili Muslims
21.His Highness Emir Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum,Ruler of Dubai, Prime Minister of the United Arab Emirates
22.His Highness General Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan,Crown Prince of Abu Dhabi and Deputy Supreme Commander of the UAE Armed Forces
23.Sheikh Dr M Sa’id Ramadan al Bouti, Leading Islamic Scholar inSyria
24.His Majesty Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Sultan and Yang Di-Pertuan of Brunei Darussalam
25.His Eminence Professor Dr Sheikh Ahmad Muhammad al Tayeb,President of Al Azhar University
26.His Eminence Mohammad bin Mohammad al Mansour, Imam ofthe Zaidi Sect of Shi‘a Muslims
27.His Eminence Justice Sheikh Muhammad Taqi Usmani, Leading Scholar of Islamic Jurisprudence, Pakistan
28.His Excellency President Abdullah Gül, President of the Republic of Turkey
29.Sheikh Mohammad Ali al Sabouni, Scholar of Tafsir
30.His Eminence Sheikh Abdullah Bin Bayyah, Deputy-Head of the International Union of Muslim Scholars
31.Her Eminence Sheikha Munira Qubeysi, Leader of the Qubeysi Movement
32.His Eminence Sheikh Ahmad Tijani Ali Cisse, Leader of Tijaniyya Sufi Order
33.Sheikh al Habib Umar bin Hafiz, Director of Dar al Mustafa,Tarim, Yemen
34.Khaled Mashaal, Leader of Hamas
35.Professor Dr M Din Syamsuddin, Chairman of Muhammadiyya,Indonesia
36.Maulana Mahmood Madani, Secretary General of Jamiat Ulemae-Hind, India
37.Sheikh Habib Ali Zain al Abideen al Jifri, Director General of the Tabah Foundation, UAE
38.Sheikh Hamza Yusuf Hanson, Founder of Zaytuna Institute, USA
39.His Eminence Sheikh Professor Dr Mustafa Ceric, Grand Mufti of Bosnia and Herzegovina
40.His Excellency Professor Dr Ekmelledin Ihsanoglu, Secretary General of the Organization of the Islamic Conference
41.General Mohammad Ali Jafari, Commander of the Revolutionary Guard, Iran
42.Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat, Religious Guide of the Islamic Party of Malaysia
43.Motiur Rahman Nizami, Ameer of the Jamaat-e-Islami, Bangladesh
44.Professor Sayid Ameen Mian Qaudri, Barelwi Leader and Spiritual Guide
45.His Holiness Dr Syedna Mohammad Burhannuddin Saheb, 52nd Da‘i l-Mutlaq of the Dawoodi Bohras
46.Dr Abdul Qadeer Khan, Pakistani Nuclear Scientist
47.Professor Dr Seyyed Hossein Nasr, Islamic Philosopher
48.Abdullah ‘Aa Gym’ Gymnastiar, Indonesian Preacher
49.Sheikh Mehmet Nazim Adil al Qubrusi al Haqqani, Leader of Naqshbandi-Haqqani Sufi Order
50.His Excellency Dr Abd al Aziz bin Uthman Altwaijiri, Secretary General of the Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization
~AM~

Kenapa Singa Jadi Raja Hutan?

Pemikiran para binatang memang berbeda sangat jauh dari manusia, jelas sekali untuk hukum yang berlaku adalah hukum rimba, simpel, mudah dan jelas, penguasa yang dapat berkuasa harus dapat mengalahkan yang paling kuat.
Singa sebagai mahluk terbuas memiliki kelompok atau gerombolan yang semuanya pasti singa, tidak ada anggotanya yang bukan singa. Pemegang kekuasaan adalah singa yang paling besar, galak, buas dan juga kharismatik (boleh nggak buat binatang?) jika dia sedang mengawasi daerah kekuasaannya pasti semua binatang akan memperhatikannya dari jauh, nggak mungkin bisa dekat-dekat, para pengawalnya akan selalu melindunginya dengan ring 1, 2, 3 dan 4.
Singa yang menjadi raja rimba tidak perlu bersusah payah mencari atau memburu makanannya, setiap hasil buruan anggota kelompoknya selalu diserahkan terlebih dahulu kepada sang raja, sang raja pun tidak serakah, ia hanya mengambil bagian yang terbaik untuknya, sisanya dikembalikan lagi kepada kelompoknya. Demikian singa selalu menghormati pemimpin besarnya.
Singa sang raja boleh mengawini semua betina yang ada dalam kelompoknya, itu hak singa yang jadi raja, ia juga akan mengusir singa dewasa lain yang berusaha mengambil kekuasaannya, cara mengusirnya adalah dengan menyerangnya dan membuktikan dia lebih hebat dari singa yang berusaha merebut kekuasaannya.
Bagaimana dengan harimau, macan tutul, beruang, ular, badak, gajah dan binatang buas lainnya? bisakah mereka jadi raja hutan? jawabannya TIDAK BISA! tidak ada binatang yang berani menggantikan singa sebagai raja rimba, karena singa punya putra mahkota, punya rekan, punya kerabat yang semuanya singa.
Jadi jangan pernah berharap untuk jadi raja hutan, nggak pernah ada sejarahnya monyet jadi raja hutan karena monyet tidak berwibawa, tidak ada sejarahnya gajah jadi raja hutan karena makannya banyak, tidak akan pernah babi menjadi raja hutan karena hanya memikirkan diri sendiri.
Serahkan semuanya pada singa dan singa akan menjaga hutan dari kerusakan, sayangnya sekarang singa hanya ada di Afrika dan kebun binatang serta taman safari di seluruh dunia. yang jadi raja hutan sekarang adalah pengusaha pemegang HPH.
Selamat berjuang singa!

Burung Elang Dan Filosofi Hidup

     Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan.

Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu. Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah

Elang…yah tentunya kita sepakat untuk mengkategorikan hewan ini sebagai satu jenis unggas yang perkasa. Mengapa perkasa? Selain cakarnya yang kuat mencengkram, matanya pun tajam bagaikan mata pedang. Dan ternyata elang memiliki umur yang panjang, bisa sampai 70 tahun..
Wow..bagi manusia, di usianya ke-70, mereka tentu sudah menjadi renta dan mungkin tak berdaya. Namun, tahukah kita, seekor elang untuk dapat sampai di usianya 70 tahun, dia harus membuat suatu keputusan besar dalam hidupnya. Di usianya ke-40, ia dihadapkan pada suatu pilihan, apakah dia memilih pasrah dengan kondisinya, atau dia rela men’transformasi’ dirinya, namun dia akan dapat bertahan hidup hingga 30 tahun lagi.
Pada usianya ke-40 tersebut, seekor elang akan mengalami kesulitan hidup yang luar biasa. Paruhnya menjadi panjang hingga hampir mencapai dada, sehingga sulit untuk mencabik mangsa. Demikian pula dengan kuku cakar yang menjadi andalannya untuk menangkap mangsa dan menyerang musuh, akan menjadi panjang namun rapuh.
Dan bulu-bulu tubuhnya yang semakin tebal dan panjang, menyebabkan tubuhnya menjadi berat, sehingga dia tak mampu terbang dengan bebas. Bila kondisi tersebut dibiarkan, tentu akhirnya elang akan semakin melemah dan akhirnya mati tak berdaya.
Hanya ada satu jalan untuk membuatnya menjadi kembali perkasa, yaitu dia harus memaksakan dirinya terbang tinggi hinggi ke puncak bukit. Lalu membuat sarang di tepi jurang. Dan di sarang itulah dia harus menjalani proses ’transformasi’ diri.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah mematukkan paruh sekeras-kerasnya ke bebatuan hingga paruhnya lepas. Dan setelah lepas, dia harus menunggu paruh baru tumbuh selama kurang lebih 5 bulan lamanya sampai paruh menjadi cukup kuat. Setelah paruh tumbuh, penderitaan berikutnya adalah dia harus mencabuti semua kuku-kuku di cakar.
Dan setelah mencabuti kuku-kuku cakar, dia harus mencabuti bulu-bulu di tubuhnya satu persatu. Bayangkan, betapa menderitanya, badan tanpa bulu, tentu sangat merasakan dingin yang amat sangat di atas puncak bukit, apalagi ketika malam tiba…
Namun setelah proses ’transformasi’ dilaluinya, dia akan dapat hidup perkasa lagi, hingga 30 tahun mendatang.
Wow…kisah Elang ini sungguh sangat menginspirasi, membuat kita sadar betapa kecilnya perjuangan kita dalam menjalani hidup ini dibandingkan perjuangan seekor elang yang mampu hidup hingga 70 tahun…
Hidup itu sebuah pilihan. Sukses atau gagal bukan semata-mata garis tangan kita dari Tuhan, namun kita dapat pula menentukan, apakah kita akan menjadi orang sukses atau gagal, tergantung bagaimana kita mengupayakannya. Belajar dari elang, dia memilih untuk melalui jalan yang sakit untuk dapat bertahan hidup lebih lama…
Terkadang kita enggan, malas, takut untuk melakukan ’transformasi’ diri. Tidak mau berubah atau takut untuk berubah!! Belajar dari elang, dia tidak takut menjalani proses transformasi, walaupun dia tahu itu akan menyakitkan dirinya…
Dan bila masalah mulai bertubi-tubi datang menyerang, kita mudah pasrah, terus mengeluh dan merasa diri tidak sanggup melaluinya. Belajar dari elang, sekali dia sudah memilih jalan untuk bertransformasi, dia terus melaluinya hingga proses itu usai…
Marilah kita tengok diri kita.. Belajar dari elang, kita harus mau berubah, dan pantang menyerah dalam hidup ini. Rasa sakit yang kita rasakan, hanya ujian yang Tuhan berikan pada kita. Dan percaya bahwa Tuhan telah siapkan jalan yang jauh lebih indah daripada masalah yang ada di depan mata…



Filosofi Hidup Dari Elang
Elang…yah tentunya kita sepakat untuk mengkategorikan hewan ini sebagai satu jenis unggas yang perkasa. Mengapa perkasa? Selain cakarnya yang kuat mencengkram, matanya pun tajam bagaikan mata pedang. Dan ternyata elang memiliki umur yang panjang, bisa sampai 70 tahun..
Wow..bagi manusia, di usianya ke-70, mereka tentu sudah menjadi renta dan mungkin tak berdaya. Namun, tahukah kita, seekor elang untuk dapat sampai di usianya 70 tahun, dia harus membuat suatu keputusan besar dalam hidupnya. Di usianya ke-40, ia dihadapkan pada suatu pilihan, apakah dia memilih pasrah dengan kondisinya, atau dia rela men’transformasi’ dirinya, namun dia akan dapat bertahan hidup hingga 30 tahun lagi.
Pada usianya ke-40 tersebut, seekor elang akan mengalami kesulitan hidup yang luar biasa. Paruhnya menjadi panjang hingga hampir mencapai dada, sehingga sulit untuk mencabik mangsa. Demikian pula dengan kuku cakar yang menjadi andalannya untuk menangkap mangsa dan menyerang musuh, akan menjadi panjang namun rapuh.
Dan bulu-bulu tubuhnya yang semakin tebal dan panjang, menyebabkan tubuhnya menjadi berat, sehingga dia tak mampu terbang dengan bebas. Bila kondisi tersebut dibiarkan, tentu akhirnya elang akan semakin melemah dan akhirnya mati tak berdaya.
Hanya ada satu jalan untuk membuatnya menjadi kembali perkasa, yaitu dia harus memaksakan dirinya terbang tinggi hinggi ke puncak bukit. Lalu membuat sarang di tepi jurang. Dan di sarang itulah dia harus menjalani proses ’transformasi’ diri.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah mematukkan paruh sekeras-kerasnya ke bebatuan hingga paruhnya lepas. Dan setelah lepas, dia harus menunggu paruh baru tumbuh selama kurang lebih 5 bulan lamanya sampai paruh menjadi cukup kuat. Setelah paruh tumbuh, penderitaan berikutnya adalah dia harus mencabuti semua kuku-kuku di cakar.
Dan setelah mencabuti kuku-kuku cakar, dia harus mencabuti bulu-bulu di tubuhnya satu persatu. Bayangkan, betapa menderitanya, badan tanpa bulu, tentu sangat merasakan dingin yang amat sangat di atas puncak bukit, apalagi ketika malam tiba…
Namun setelah proses ’transformasi’ dilaluinya, dia akan dapat hidup perkasa lagi, hingga 30 tahun mendatang.
Wow…kisah Elang ini sungguh sangat menginspirasi, membuat kita sadar betapa kecilnya perjuangan kita dalam menjalani hidup ini dibandingkan perjuangan seekor elang yang mampu hidup hingga 70 tahun…
Hidup itu sebuah pilihan. Sukses atau gagal bukan semata-mata garis tangan kita dari Tuhan, namun kita dapat pula menentukan, apakah kita akan menjadi orang sukses atau gagal, tergantung bagaimana kita mengupayakannya. Belajar dari elang, dia memilih untuk melalui jalan yang sakit untuk dapat bertahan hidup lebih lama…
Terkadang kita enggan, malas, takut untuk melakukan ’transformasi’ diri. Tidak mau berubah atau takut untuk berubah!! Belajar dari elang, dia tidak takut menjalani proses transformasi, walaupun dia tahu itu akan menyakitkan dirinya…
Dan bila masalah mulai bertubi-tubi datang menyerang, kita mudah pasrah, terus mengeluh dan merasa diri tidak sanggup melaluinya. Belajar dari elang, sekali dia sudah memilih jalan untuk bertransformasi, dia terus melaluinya hingga proses itu usai…
Marilah kita tengok diri kita.. Belajar dari elang, kita harus mau berubah, dan pantang menyerah dalam hidup ini. Rasa sakit yang kita rasakan, hanya ujian yang Tuhan berikan pada kita. Dan percaya bahwa Tuhan telah siapkan jalan yang jauh lebih indah daripada masalah yang ada di depan mata…

Belajar dari Filosofi Elang

Pernahkah Anda berpikir bahwa burung elang itu selalu terbang setinggi mungkin? Mungkin, Anda pernah memikirkannya atau bahkan tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiran Anda. Tahukah Anda bahwa burung elang itu akan selalu terbang tinggi walau badai topan sekali pun menghalau penerbangannya. Nah, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bukankah siapa saja pasti akan terhempaskan jauh oleh badai tersebut? Tapi, di dunia ini tak ada yg tak mungkin bukan? Jika Allah berkata ya maka jadilah ya, tetapi jika Allah berkata tidak maka jadilah tidak. Jadi, hanya Dia-lah yg berhak memastikan segala sesuatu yg mungkin terjadi menurut penalaran otak kita.

Saudaraku, saat badai datang elang akan terbang ke suatu tempat yg paling dimana badai itu terjadi. Lalu, ia akan menunggu badai itu mendekati tempat yg paling tinggi tadi. Setelah badai itu mendekat, elang yg tadi menunggu dengan segera melompat ke atas badai dan mengepakkan sayapnya sekuat mungkin. Dengan bantuan angin kencang yg di bawakan badai, elang yg tadi akan terbang setinggi-tingginya. Dan pada akhirnya, ia dapat menghindar dari badai besar yg mengancam nyawanya. Saudaraku, dapatkah Anda temukan makna tersirat dari cara terbang burung elang ini?

Yah, cara unik sang elang memberikan kita pelajaran bermakna bahwa saat masalah yg begitu besar mendatangi kita. Maka hadapilah dengan hati yg tenang. Lihat, dimana inti dari masalah itu. Temukan cara sederhana nan cerdik untuk mengubah masalah itu menjadi pelajaran berharga buatmu. Jangan pernah takut. Karena itu takkan membuatmu mati bukan? Percaya akan dirimu sendiri. Percaya bahwa Allah takkan memberi makhluk ciptaan-Nya masalah yg tak bisa terpecahkan. Allah itu Maha Mengetahui. Karena Dia yakin kita mampu untuk keluar dari penjara masalah. Keluar dari penjara yg di kantor polisi saja banyak akal, masa' keluar dari penjara masalah secuil saja dikit akalnya? Masalah bukanlah membuat kita makin menurun, tapi itu membuat kita menjadi manusia yg ikhlas, tegar, berjiwa besar, selalu ingat pada Yang Maha Kuasa. Jadi, jangan takut ya Saudaraku. Ingat, kita tidak sendiri menghadapinya. Ada Dia yg selalu setia menemani kita saat suka maupun duka.

Jadi, saat masalah itu datang... Berbesar hatilah... Dan katakan, "SELAMAT DATANG MASALAH...! KENALAN YUK...!" :)