Thursday, November 6, 2014

Burung Elang Dan Filosofi Hidup

     Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan.

Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu. Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah

Elang…yah tentunya kita sepakat untuk mengkategorikan hewan ini sebagai satu jenis unggas yang perkasa. Mengapa perkasa? Selain cakarnya yang kuat mencengkram, matanya pun tajam bagaikan mata pedang. Dan ternyata elang memiliki umur yang panjang, bisa sampai 70 tahun..
Wow..bagi manusia, di usianya ke-70, mereka tentu sudah menjadi renta dan mungkin tak berdaya. Namun, tahukah kita, seekor elang untuk dapat sampai di usianya 70 tahun, dia harus membuat suatu keputusan besar dalam hidupnya. Di usianya ke-40, ia dihadapkan pada suatu pilihan, apakah dia memilih pasrah dengan kondisinya, atau dia rela men’transformasi’ dirinya, namun dia akan dapat bertahan hidup hingga 30 tahun lagi.
Pada usianya ke-40 tersebut, seekor elang akan mengalami kesulitan hidup yang luar biasa. Paruhnya menjadi panjang hingga hampir mencapai dada, sehingga sulit untuk mencabik mangsa. Demikian pula dengan kuku cakar yang menjadi andalannya untuk menangkap mangsa dan menyerang musuh, akan menjadi panjang namun rapuh.
Dan bulu-bulu tubuhnya yang semakin tebal dan panjang, menyebabkan tubuhnya menjadi berat, sehingga dia tak mampu terbang dengan bebas. Bila kondisi tersebut dibiarkan, tentu akhirnya elang akan semakin melemah dan akhirnya mati tak berdaya.
Hanya ada satu jalan untuk membuatnya menjadi kembali perkasa, yaitu dia harus memaksakan dirinya terbang tinggi hinggi ke puncak bukit. Lalu membuat sarang di tepi jurang. Dan di sarang itulah dia harus menjalani proses ’transformasi’ diri.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah mematukkan paruh sekeras-kerasnya ke bebatuan hingga paruhnya lepas. Dan setelah lepas, dia harus menunggu paruh baru tumbuh selama kurang lebih 5 bulan lamanya sampai paruh menjadi cukup kuat. Setelah paruh tumbuh, penderitaan berikutnya adalah dia harus mencabuti semua kuku-kuku di cakar.
Dan setelah mencabuti kuku-kuku cakar, dia harus mencabuti bulu-bulu di tubuhnya satu persatu. Bayangkan, betapa menderitanya, badan tanpa bulu, tentu sangat merasakan dingin yang amat sangat di atas puncak bukit, apalagi ketika malam tiba…
Namun setelah proses ’transformasi’ dilaluinya, dia akan dapat hidup perkasa lagi, hingga 30 tahun mendatang.
Wow…kisah Elang ini sungguh sangat menginspirasi, membuat kita sadar betapa kecilnya perjuangan kita dalam menjalani hidup ini dibandingkan perjuangan seekor elang yang mampu hidup hingga 70 tahun…
Hidup itu sebuah pilihan. Sukses atau gagal bukan semata-mata garis tangan kita dari Tuhan, namun kita dapat pula menentukan, apakah kita akan menjadi orang sukses atau gagal, tergantung bagaimana kita mengupayakannya. Belajar dari elang, dia memilih untuk melalui jalan yang sakit untuk dapat bertahan hidup lebih lama…
Terkadang kita enggan, malas, takut untuk melakukan ’transformasi’ diri. Tidak mau berubah atau takut untuk berubah!! Belajar dari elang, dia tidak takut menjalani proses transformasi, walaupun dia tahu itu akan menyakitkan dirinya…
Dan bila masalah mulai bertubi-tubi datang menyerang, kita mudah pasrah, terus mengeluh dan merasa diri tidak sanggup melaluinya. Belajar dari elang, sekali dia sudah memilih jalan untuk bertransformasi, dia terus melaluinya hingga proses itu usai…
Marilah kita tengok diri kita.. Belajar dari elang, kita harus mau berubah, dan pantang menyerah dalam hidup ini. Rasa sakit yang kita rasakan, hanya ujian yang Tuhan berikan pada kita. Dan percaya bahwa Tuhan telah siapkan jalan yang jauh lebih indah daripada masalah yang ada di depan mata…



Filosofi Hidup Dari Elang
Elang…yah tentunya kita sepakat untuk mengkategorikan hewan ini sebagai satu jenis unggas yang perkasa. Mengapa perkasa? Selain cakarnya yang kuat mencengkram, matanya pun tajam bagaikan mata pedang. Dan ternyata elang memiliki umur yang panjang, bisa sampai 70 tahun..
Wow..bagi manusia, di usianya ke-70, mereka tentu sudah menjadi renta dan mungkin tak berdaya. Namun, tahukah kita, seekor elang untuk dapat sampai di usianya 70 tahun, dia harus membuat suatu keputusan besar dalam hidupnya. Di usianya ke-40, ia dihadapkan pada suatu pilihan, apakah dia memilih pasrah dengan kondisinya, atau dia rela men’transformasi’ dirinya, namun dia akan dapat bertahan hidup hingga 30 tahun lagi.
Pada usianya ke-40 tersebut, seekor elang akan mengalami kesulitan hidup yang luar biasa. Paruhnya menjadi panjang hingga hampir mencapai dada, sehingga sulit untuk mencabik mangsa. Demikian pula dengan kuku cakar yang menjadi andalannya untuk menangkap mangsa dan menyerang musuh, akan menjadi panjang namun rapuh.
Dan bulu-bulu tubuhnya yang semakin tebal dan panjang, menyebabkan tubuhnya menjadi berat, sehingga dia tak mampu terbang dengan bebas. Bila kondisi tersebut dibiarkan, tentu akhirnya elang akan semakin melemah dan akhirnya mati tak berdaya.
Hanya ada satu jalan untuk membuatnya menjadi kembali perkasa, yaitu dia harus memaksakan dirinya terbang tinggi hinggi ke puncak bukit. Lalu membuat sarang di tepi jurang. Dan di sarang itulah dia harus menjalani proses ’transformasi’ diri.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah mematukkan paruh sekeras-kerasnya ke bebatuan hingga paruhnya lepas. Dan setelah lepas, dia harus menunggu paruh baru tumbuh selama kurang lebih 5 bulan lamanya sampai paruh menjadi cukup kuat. Setelah paruh tumbuh, penderitaan berikutnya adalah dia harus mencabuti semua kuku-kuku di cakar.
Dan setelah mencabuti kuku-kuku cakar, dia harus mencabuti bulu-bulu di tubuhnya satu persatu. Bayangkan, betapa menderitanya, badan tanpa bulu, tentu sangat merasakan dingin yang amat sangat di atas puncak bukit, apalagi ketika malam tiba…
Namun setelah proses ’transformasi’ dilaluinya, dia akan dapat hidup perkasa lagi, hingga 30 tahun mendatang.
Wow…kisah Elang ini sungguh sangat menginspirasi, membuat kita sadar betapa kecilnya perjuangan kita dalam menjalani hidup ini dibandingkan perjuangan seekor elang yang mampu hidup hingga 70 tahun…
Hidup itu sebuah pilihan. Sukses atau gagal bukan semata-mata garis tangan kita dari Tuhan, namun kita dapat pula menentukan, apakah kita akan menjadi orang sukses atau gagal, tergantung bagaimana kita mengupayakannya. Belajar dari elang, dia memilih untuk melalui jalan yang sakit untuk dapat bertahan hidup lebih lama…
Terkadang kita enggan, malas, takut untuk melakukan ’transformasi’ diri. Tidak mau berubah atau takut untuk berubah!! Belajar dari elang, dia tidak takut menjalani proses transformasi, walaupun dia tahu itu akan menyakitkan dirinya…
Dan bila masalah mulai bertubi-tubi datang menyerang, kita mudah pasrah, terus mengeluh dan merasa diri tidak sanggup melaluinya. Belajar dari elang, sekali dia sudah memilih jalan untuk bertransformasi, dia terus melaluinya hingga proses itu usai…
Marilah kita tengok diri kita.. Belajar dari elang, kita harus mau berubah, dan pantang menyerah dalam hidup ini. Rasa sakit yang kita rasakan, hanya ujian yang Tuhan berikan pada kita. Dan percaya bahwa Tuhan telah siapkan jalan yang jauh lebih indah daripada masalah yang ada di depan mata…

Belajar dari Filosofi Elang

Pernahkah Anda berpikir bahwa burung elang itu selalu terbang setinggi mungkin? Mungkin, Anda pernah memikirkannya atau bahkan tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiran Anda. Tahukah Anda bahwa burung elang itu akan selalu terbang tinggi walau badai topan sekali pun menghalau penerbangannya. Nah, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bukankah siapa saja pasti akan terhempaskan jauh oleh badai tersebut? Tapi, di dunia ini tak ada yg tak mungkin bukan? Jika Allah berkata ya maka jadilah ya, tetapi jika Allah berkata tidak maka jadilah tidak. Jadi, hanya Dia-lah yg berhak memastikan segala sesuatu yg mungkin terjadi menurut penalaran otak kita.

Saudaraku, saat badai datang elang akan terbang ke suatu tempat yg paling dimana badai itu terjadi. Lalu, ia akan menunggu badai itu mendekati tempat yg paling tinggi tadi. Setelah badai itu mendekat, elang yg tadi menunggu dengan segera melompat ke atas badai dan mengepakkan sayapnya sekuat mungkin. Dengan bantuan angin kencang yg di bawakan badai, elang yg tadi akan terbang setinggi-tingginya. Dan pada akhirnya, ia dapat menghindar dari badai besar yg mengancam nyawanya. Saudaraku, dapatkah Anda temukan makna tersirat dari cara terbang burung elang ini?

Yah, cara unik sang elang memberikan kita pelajaran bermakna bahwa saat masalah yg begitu besar mendatangi kita. Maka hadapilah dengan hati yg tenang. Lihat, dimana inti dari masalah itu. Temukan cara sederhana nan cerdik untuk mengubah masalah itu menjadi pelajaran berharga buatmu. Jangan pernah takut. Karena itu takkan membuatmu mati bukan? Percaya akan dirimu sendiri. Percaya bahwa Allah takkan memberi makhluk ciptaan-Nya masalah yg tak bisa terpecahkan. Allah itu Maha Mengetahui. Karena Dia yakin kita mampu untuk keluar dari penjara masalah. Keluar dari penjara yg di kantor polisi saja banyak akal, masa' keluar dari penjara masalah secuil saja dikit akalnya? Masalah bukanlah membuat kita makin menurun, tapi itu membuat kita menjadi manusia yg ikhlas, tegar, berjiwa besar, selalu ingat pada Yang Maha Kuasa. Jadi, jangan takut ya Saudaraku. Ingat, kita tidak sendiri menghadapinya. Ada Dia yg selalu setia menemani kita saat suka maupun duka.

Jadi, saat masalah itu datang... Berbesar hatilah... Dan katakan, "SELAMAT DATANG MASALAH...! KENALAN YUK...!" :)

1 comment: