Dalam kehidupan kita
ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk
memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua
kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang
menyenangkan dan melenakan.
Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku
lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik
di masa depan.
Hanya bila kita bersedia melepaskan beban
lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian
baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Halangan terbesar untuk berubah terletak di
dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan
masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang
itu. Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah
Elang…yah tentunya kita sepakat untuk
mengkategorikan hewan ini sebagai satu jenis unggas yang perkasa. Mengapa
perkasa? Selain cakarnya yang kuat mencengkram, matanya pun tajam bagaikan mata
pedang. Dan ternyata elang memiliki umur yang panjang, bisa sampai 70 tahun..
Wow..bagi manusia, di usianya ke-70, mereka
tentu sudah menjadi renta dan mungkin tak berdaya. Namun, tahukah kita, seekor
elang untuk dapat sampai di usianya 70 tahun, dia harus membuat suatu keputusan
besar dalam hidupnya. Di usianya ke-40, ia dihadapkan pada suatu pilihan,
apakah dia memilih pasrah dengan kondisinya, atau dia rela men’transformasi’
dirinya, namun dia akan dapat bertahan hidup hingga 30 tahun lagi.
Pada usianya ke-40 tersebut, seekor elang
akan mengalami kesulitan hidup yang luar biasa. Paruhnya menjadi panjang hingga
hampir mencapai dada, sehingga sulit untuk mencabik mangsa. Demikian pula
dengan kuku cakar yang menjadi andalannya untuk menangkap mangsa dan menyerang
musuh, akan menjadi panjang namun rapuh.
Dan bulu-bulu tubuhnya yang semakin tebal
dan panjang, menyebabkan tubuhnya menjadi berat, sehingga dia tak mampu terbang
dengan bebas. Bila kondisi tersebut dibiarkan, tentu akhirnya elang akan
semakin melemah dan akhirnya mati tak berdaya.
Hanya ada satu jalan untuk membuatnya
menjadi kembali perkasa, yaitu dia harus memaksakan dirinya terbang tinggi
hinggi ke puncak bukit. Lalu membuat sarang di tepi jurang. Dan di sarang
itulah dia harus menjalani proses ’transformasi’ diri.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah
mematukkan paruh sekeras-kerasnya ke bebatuan hingga paruhnya lepas. Dan
setelah lepas, dia harus menunggu paruh baru tumbuh selama kurang lebih 5 bulan
lamanya sampai paruh menjadi cukup kuat. Setelah paruh tumbuh, penderitaan
berikutnya adalah dia harus mencabuti semua kuku-kuku di cakar.
Dan setelah mencabuti kuku-kuku cakar, dia
harus mencabuti bulu-bulu di tubuhnya satu persatu. Bayangkan, betapa
menderitanya, badan tanpa bulu, tentu sangat merasakan dingin yang amat sangat
di atas puncak bukit, apalagi ketika malam tiba…
Namun setelah proses ’transformasi’
dilaluinya, dia akan dapat hidup perkasa lagi, hingga 30 tahun mendatang.
Wow…kisah Elang ini sungguh sangat
menginspirasi, membuat kita sadar betapa kecilnya perjuangan kita dalam
menjalani hidup ini dibandingkan perjuangan seekor elang yang mampu hidup
hingga 70 tahun…
Hidup itu sebuah pilihan. Sukses atau gagal
bukan semata-mata garis tangan kita dari Tuhan, namun kita dapat pula
menentukan, apakah kita akan menjadi orang sukses atau gagal, tergantung
bagaimana kita mengupayakannya. Belajar dari elang, dia memilih untuk melalui
jalan yang sakit untuk dapat bertahan hidup lebih lama…
Terkadang kita enggan, malas, takut untuk
melakukan ’transformasi’ diri. Tidak mau berubah atau takut untuk berubah!!
Belajar dari elang, dia tidak takut menjalani proses transformasi, walaupun dia
tahu itu akan menyakitkan dirinya…
Dan bila masalah mulai bertubi-tubi datang
menyerang, kita mudah pasrah, terus mengeluh dan merasa diri tidak sanggup
melaluinya. Belajar dari elang, sekali dia sudah memilih jalan untuk
bertransformasi, dia terus melaluinya hingga proses itu usai…
Marilah kita tengok diri kita.. Belajar
dari elang, kita harus mau berubah, dan pantang menyerah dalam hidup ini. Rasa
sakit yang kita rasakan, hanya ujian yang Tuhan berikan pada kita. Dan percaya
bahwa Tuhan telah siapkan jalan yang jauh lebih indah daripada masalah yang ada
di depan mata…
Filosofi
Hidup Dari Elang
Elang…yah
tentunya kita sepakat untuk mengkategorikan hewan ini sebagai satu jenis unggas
yang perkasa. Mengapa perkasa? Selain cakarnya yang kuat mencengkram, matanya
pun tajam bagaikan mata pedang. Dan ternyata elang memiliki umur yang panjang,
bisa sampai 70 tahun..
Wow..bagi
manusia, di usianya ke-70, mereka tentu sudah menjadi renta dan mungkin tak
berdaya. Namun, tahukah kita, seekor elang untuk dapat sampai di usianya 70
tahun, dia harus membuat suatu keputusan besar dalam hidupnya. Di usianya
ke-40, ia dihadapkan pada suatu pilihan, apakah dia memilih pasrah dengan
kondisinya, atau dia rela men’transformasi’ dirinya, namun dia akan dapat
bertahan hidup hingga 30 tahun lagi.
Pada
usianya ke-40 tersebut, seekor elang akan mengalami kesulitan hidup yang luar
biasa. Paruhnya menjadi panjang hingga hampir mencapai dada, sehingga sulit
untuk mencabik mangsa. Demikian pula dengan kuku cakar yang menjadi andalannya
untuk menangkap mangsa dan menyerang musuh, akan menjadi panjang namun rapuh.
Dan
bulu-bulu tubuhnya yang semakin tebal dan panjang, menyebabkan tubuhnya menjadi
berat, sehingga dia tak mampu terbang dengan bebas. Bila kondisi tersebut
dibiarkan, tentu akhirnya elang akan semakin melemah dan akhirnya mati tak
berdaya.
Hanya ada
satu jalan untuk membuatnya menjadi kembali perkasa, yaitu dia harus memaksakan
dirinya terbang tinggi hinggi ke puncak bukit. Lalu membuat sarang di tepi
jurang. Dan di sarang itulah dia harus menjalani proses ’transformasi’ diri.
Tindakan
pertama yang dilakukan adalah mematukkan paruh sekeras-kerasnya ke bebatuan
hingga paruhnya lepas. Dan setelah lepas, dia harus menunggu paruh baru tumbuh
selama kurang lebih 5 bulan lamanya sampai paruh menjadi cukup kuat. Setelah
paruh tumbuh, penderitaan berikutnya adalah dia harus mencabuti semua kuku-kuku
di cakar.
Dan
setelah mencabuti kuku-kuku cakar, dia harus mencabuti bulu-bulu di tubuhnya
satu persatu. Bayangkan, betapa menderitanya, badan tanpa bulu, tentu sangat
merasakan dingin yang amat sangat di atas puncak bukit, apalagi ketika malam
tiba…
Namun setelah proses ’transformasi’ dilaluinya, dia akan dapat
hidup perkasa lagi, hingga 30 tahun mendatang.
Wow…kisah
Elang ini sungguh sangat menginspirasi, membuat kita sadar betapa kecilnya
perjuangan kita dalam menjalani hidup ini dibandingkan perjuangan seekor elang
yang mampu hidup hingga 70 tahun…
Hidup itu sebuah pilihan. Sukses atau gagal bukan semata-mata
garis tangan kita dari Tuhan, namun kita dapat pula menentukan, apakah kita
akan menjadi orang sukses atau gagal, tergantung bagaimana kita
mengupayakannya. Belajar dari elang, dia memilih untuk melalui jalan yang sakit
untuk dapat bertahan hidup lebih lama…
Terkadang
kita enggan, malas, takut untuk melakukan ’transformasi’ diri. Tidak mau
berubah atau takut untuk berubah!! Belajar dari elang, dia tidak takut
menjalani proses transformasi, walaupun dia tahu itu akan menyakitkan dirinya…
Dan bila
masalah mulai bertubi-tubi datang menyerang, kita mudah pasrah, terus mengeluh
dan merasa diri tidak sanggup melaluinya. Belajar dari elang, sekali dia sudah
memilih jalan untuk bertransformasi, dia terus melaluinya hingga proses itu
usai…
Marilah
kita tengok diri kita.. Belajar dari elang, kita harus mau berubah, dan pantang
menyerah dalam hidup ini. Rasa sakit yang kita rasakan, hanya ujian yang Tuhan
berikan pada kita. Dan percaya bahwa Tuhan telah siapkan jalan yang jauh lebih
indah daripada masalah yang ada di depan mata…
Belajar dari Filosofi Elang
Pernahkah Anda berpikir bahwa burung elang itu selalu terbang
setinggi mungkin? Mungkin, Anda pernah memikirkannya atau bahkan tak pernah
sedikit pun terlintas dalam pikiran Anda. Tahukah Anda bahwa burung elang itu
akan selalu terbang tinggi walau badai topan sekali pun menghalau
penerbangannya. Nah, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bukankah siapa
saja pasti akan terhempaskan jauh oleh badai tersebut? Tapi, di dunia ini tak
ada yg tak mungkin bukan? Jika Allah berkata ya maka jadilah ya, tetapi jika
Allah berkata tidak maka jadilah tidak. Jadi, hanya Dia-lah yg berhak
memastikan segala sesuatu yg mungkin terjadi menurut penalaran otak kita.
Saudaraku, saat badai datang elang akan terbang ke suatu tempat yg paling dimana badai itu terjadi. Lalu, ia akan menunggu badai itu mendekati tempat yg paling tinggi tadi. Setelah badai itu mendekat, elang yg tadi menunggu dengan segera melompat ke atas badai dan mengepakkan sayapnya sekuat mungkin. Dengan bantuan angin kencang yg di bawakan badai, elang yg tadi akan terbang setinggi-tingginya. Dan pada akhirnya, ia dapat menghindar dari badai besar yg mengancam nyawanya. Saudaraku, dapatkah Anda temukan makna tersirat dari cara terbang burung elang ini?
Yah, cara unik sang elang memberikan kita pelajaran bermakna bahwa saat masalah yg begitu besar mendatangi kita. Maka hadapilah dengan hati yg tenang. Lihat, dimana inti dari masalah itu. Temukan cara sederhana nan cerdik untuk mengubah masalah itu menjadi pelajaran berharga buatmu. Jangan pernah takut. Karena itu takkan membuatmu mati bukan? Percaya akan dirimu sendiri. Percaya bahwa Allah takkan memberi makhluk ciptaan-Nya masalah yg tak bisa terpecahkan. Allah itu Maha Mengetahui. Karena Dia yakin kita mampu untuk keluar dari penjara masalah. Keluar dari penjara yg di kantor polisi saja banyak akal, masa' keluar dari penjara masalah secuil saja dikit akalnya? Masalah bukanlah membuat kita makin menurun, tapi itu membuat kita menjadi manusia yg ikhlas, tegar, berjiwa besar, selalu ingat pada Yang Maha Kuasa. Jadi, jangan takut ya Saudaraku. Ingat, kita tidak sendiri menghadapinya. Ada Dia yg selalu setia menemani kita saat suka maupun duka.
Jadi, saat masalah itu datang... Berbesar hatilah... Dan katakan, "SELAMAT DATANG MASALAH...! KENALAN YUK...!" :)
Saudaraku, saat badai datang elang akan terbang ke suatu tempat yg paling dimana badai itu terjadi. Lalu, ia akan menunggu badai itu mendekati tempat yg paling tinggi tadi. Setelah badai itu mendekat, elang yg tadi menunggu dengan segera melompat ke atas badai dan mengepakkan sayapnya sekuat mungkin. Dengan bantuan angin kencang yg di bawakan badai, elang yg tadi akan terbang setinggi-tingginya. Dan pada akhirnya, ia dapat menghindar dari badai besar yg mengancam nyawanya. Saudaraku, dapatkah Anda temukan makna tersirat dari cara terbang burung elang ini?
Yah, cara unik sang elang memberikan kita pelajaran bermakna bahwa saat masalah yg begitu besar mendatangi kita. Maka hadapilah dengan hati yg tenang. Lihat, dimana inti dari masalah itu. Temukan cara sederhana nan cerdik untuk mengubah masalah itu menjadi pelajaran berharga buatmu. Jangan pernah takut. Karena itu takkan membuatmu mati bukan? Percaya akan dirimu sendiri. Percaya bahwa Allah takkan memberi makhluk ciptaan-Nya masalah yg tak bisa terpecahkan. Allah itu Maha Mengetahui. Karena Dia yakin kita mampu untuk keluar dari penjara masalah. Keluar dari penjara yg di kantor polisi saja banyak akal, masa' keluar dari penjara masalah secuil saja dikit akalnya? Masalah bukanlah membuat kita makin menurun, tapi itu membuat kita menjadi manusia yg ikhlas, tegar, berjiwa besar, selalu ingat pada Yang Maha Kuasa. Jadi, jangan takut ya Saudaraku. Ingat, kita tidak sendiri menghadapinya. Ada Dia yg selalu setia menemani kita saat suka maupun duka.
Jadi, saat masalah itu datang... Berbesar hatilah... Dan katakan, "SELAMAT DATANG MASALAH...! KENALAN YUK...!" :)
Tambah pengetahuan di sini klik link ini
ReplyDelete